Artist Talk Kolektif Hysteria Bersama Yehezkiel Cyndo: Bahas Karya & Kesan Pribadi Pecinan Semarang
SEMARANG (Pojokjateng.com) – Pecinan Semarang, kawasan bersejarah yang penuh dengan nuansa kultural. Pecinan Semarang menjadi pusat perhatian dalam pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang” yang digelar dalam program Buah Tangan #29. Pameran yang dikelola oleh Kolektif Hysteria ini berkolaborasi dengan seniman visual Yehezkiel Cyndo dan berhasil menghadirkan karya-karya visual yang memukau.
Dibuka sejak 23 November 2023 di Grobak Art Kos, Jl. Stonen No.29, Bendan Ngisor, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, pameran ini memberikan pengunjungnya kesempatan untuk menjelajahi keindahan dan sejarah Pecinan melalui 65 karya ilustrasi visual facade bangunan yang dipasang oleh Yehezkiel Cyndo dalam bentuk print out kartu pos.
Tidak hanya menjadi pameran visual, Buah Tangan #29 dengan tema “Rupa Muka Pecinan Semarang” menghadirkan keunikan dengan menyelenggarakan Artist Talk bersamaan dengan penutupan pameran. Hal ini menjadi perbedaan signifikan dari pameran-pameran sebelumnya, di mana Yehezkiel Cyndo akan memimpin percakapan bersama dua orang penanggap, yakni Alberta Cindy dari Seraya Podcast.
Baca juga: Menelusuri Keindahan “Rupa Muka Pecinan Semarang” Bersama Yehezkiel Cyndo & Kolektif Hysteria
Yehezkiel Cyndo, seorang peranakan Tionghoa yang baru saja menetap di Kota Semarang sejak 2021, mengeksplorasi komplek Pecinan sebagai objek karyanya. Meskipun ia menciptakan karya-karya visual yang memukau, Cyndo mengakui bahwa ia masih buta akan cerita yang tersembunyi di dalam komplek Pecinan. Yehezkiel Cyndo juga menyampaikan kesan pribadinya yang membekas terkait Pecinan.
“Pertama kali ke Semarang, diajak sama pacar saya ke Pecinan, saya seperti masuk ke kapsul waktu, banyak sekali lorong panjang, saya sebagai orang Jogja tidak terbiasa, tapi ketika saya ke Pecinan Semarang itu membekas banget.” ucap Cyndo
Alberta Cyndi sebagai penanggap menambahkan bahwa Pecinan Semarang merupakan pecinan yang terjaga membuat orang yang datang akan terheran.
“Pecinan yang paling terjaga di Indonesia dan utuh itu semarang, ketika orang masuk ke semarang, orang bakal terheran-heran, dan terdapat suatu wilayah terkonsentrasi dan sangat masih hidup” ucap Alberta Cindy
Selain itu secara historis, kegiatan perdagangan dan pariwisata di Pecinan Semarang sempat meredup akibat peristiwa kelam pada tahun 1998, yang menimbulkan trauma bagi warga setempat. Namun, komunitas Kopi Semawis berusaha menghidupkan kembali atmosfer Pecinan Semarang.
Menurut Benita, perwakilan dari Kopi Semawis, pendirian Kopi Semawis bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata di Pecinan Semarang. Pameran Cyndo dengan tema “Rupa Muka Pecinan Semarang” dianggapnya sebagai wadah yang dapat lebih kuat dalam mengadvokasi keberadaan Pecinan Semarang dan mengembalikan semangat perdagangan yang sempat meredup.
“Sebagai warga Pecinan, saya mengusulkan agar lukisan-lukisan ini dapat bersuara lebih lantang di ruang publik,” tambah Benita.
Dalam Artist Talk yang akan diadakan pada tanggal 30 November 2023, Cyndo mengungkapkan bahwa pecinan memiliki potensi, dengan harapan proyek ini dapat berlanjut dan menjadi proyek yang berdampak
“Ini cara pandang saya, melihat potensi dari Pecinan Semarang, ini menjadi tombol kecil untuk menghidupi proyek-proyek lainnya. Ini hanya sesi 1 dan saya mendapat 36 fasad.”
Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian menuju ulang tahun ke-20 Kolektif Hysteria dan merupakan program Event Strategis Kemendikbudristek dan Kemenkeu. Agenda Artist Talk dan penutupan pameran akan berlangsung di Grobak Art Kost, Jl. Stonen No.29, Bendan Ngisor, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang, pada hari Kamis, 30 November 2023, pukul 19.00 WIB. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kopi Semawis (Komunitas Wisata Pecinan Semarang), Benita.