Haverita G. Rahayu saat Festival Pendamiping Beras (Wali Kota Semarang Promosikan Makanan Sehat di Festival Pendamping Beras)
Haverita G. Rahayu saat Festival Pendamiping Beras

Wali Kota Semarang Promosikan Makanan Sehat di Festival Pendamping Beras

SEMARANG (Pojokjateng.com) – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, tampak dikelilingi oleh sejumlah warga yang antusias dan bersemangat ketika dia berpartisipasi dalam Festival Pendamping Beras yang diadakan di Simpang Lima, Kota Semarang. Acara ini merupakan salah satu acara dimana Wali Kota bersama dengan warga berupaya mempromosikan makanan sehat yang tidak menggunakan beras sebagai bahan utama.

Festival Pendamping Beras yang berlangsung selama Car Free Day di Simpang Lima, Kota Semarang, Minggu (8/10), mendapatkan tanggapan positif dari penduduk. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memulai program ini untuk mengkampanyekan makanan sehat yang terbuat dari bahan non-beras dan gandum.

“Mengajak bagaimana tanpa beras atau mengurangi konsumsi beras karena masih banyak variasi makanan yang bisa dihadirkan di rumah masing-masing. Dengan kandungan karbohidrat sama, beberapa bahan makanan asli Indonesia ini banyak yang lebih sehat daripada gandum dan beras,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Cilacap Gelar Festival Kentongan Gempur Rokok Ilegal

Dalam festival ini, ada 45 jenis hidangan yang disajikan oleh 114 peserta dengan harapan dapat membuat masyarakat lebih hemat dengan mengurangi konsumsi beras. Ini juga menjadi penting mengingat fluktuasi harga beras, terutama selama fenomena El Nino. Meskipun stok beras di Kota Semarang diklaim masih cukup hingga akhir tahun 2023, harga beras tetap menjadi masalah yang ingin diatasi oleh program ini.

Ia berusaha mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras dengan memperkenalkan variasi hidangan yang berbahan dasar bahan makanan pendamping beras yang ada di Indonesia, seperti jagung, sukun, pisang, singkong, talas, ubi, porang, sagu, hanjeli, dan sorgum. Hevearita Gunaryanti Rahayu juga menekankan bahwa konsumsi beras dapat dikurangi tanpa mengurangi kenyang dan kesehatan, mengingat banyak bahan makanan pendamping yang sama-sama mengenyangkan dan sehat.

“Kalau namanya beras itu tidak berkurang tapi memang harga masih naik. Untuk cadangan beras di Kota Semarang masih aman sampai tahun anggaran 2023. Program ini mengurangi konsumsi beras di masyarakat, dan ini agar bisa mengurangi problem saat harga beras naik,” ungkapnya.

Baca Juga: Panser Biru Gelar Rapat Kerja Tahunan dengan Tema “Menjaga dan Merawat”

Terkait stok beras di Kota Semarang, ia mengklaim bahwa stok masih cukup hingga akhir tahun 2023, dengan jumlah 8000 ton per bulan yang tidak akan berkurang. Meskipun demikian, harga beras masih menjadi masalah, dan program ini bertujuan mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras.

“Kalau namanya beras itu tidak berkurang tapi memang harga masih naik. Untuk cadangan beras di Kota Semarang masih aman sampai tahun anggaran 2023. Program ini mengurangi konsumsi beras di masyarakat, dan ini agar bisa mengurangi problem saat harga beras naik,” paparnya.

Gunaryanti Rahayu berkomitmen untuk terus melanjutkan program-program yang mengurangi ketergantungan pada beras dan menyediakan alternatif produk untuk masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat dapat berhemat dan mengatasi kenaikan harga beras dan gula. Ia berharap agar masyarakat dapat berjuang dan tidak mengeluh terkait harga beras dan gula yang naik.


“Masyarakat bisa berjuang dan tidak ada kata mengeluh harga beras dan gula naik. Ini bisa dimanfaatkan untuk berhemat,” ujarnya

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *