Sekda Jateng Ajak Pemangku Kepentingan Tingkatkan Produktivitas Pangan melalui Pengendalian Kerusakan Lingkungan
SEMARANG (Pojokjateng.com) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pangan. Salah satu upaya penting yang disorot adalah pengendalian kerusakan lingkungan dari hulu hingga hilir. Hal ini disampaikan Sumarno dalam Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng di Hotel Tentrem Semarang, Kamis (26/9/2024).
“Berbicara tentang produksi pangan, tentu tidak lepas dari bagaimana menjaga lingkungan. Kerusakan lingkungan berdampak luar biasa terhadap produksi pangan,” ujar Sumarno. Ia menegaskan bahwa upaya menjaga produktivitas pertanian tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian, tetapi juga melibatkan Dinas Pekerjaan Umum, pemerintah kabupaten/kota, serta berbagai instansi lainnya.
Sumarno menekankan pentingnya menjaga lahan pertanian, saluran irigasi, serta persediaan air. Menurutnya, perhatian dari berbagai pihak akan memudahkan pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RKPJD) Jateng 2025-2045, dengan tujuan menjadikan Jawa Tengah sebagai penopang utama pangan dan industri di Indonesia.
“Kalau dua-duanya bisa berkembang, maka potensi yang luar biasa untuk Jateng. Inilah yang harus kita pikirkan bersama, untuk menjaga keseimbangan alam,” tambah Sumarno.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, juga mengungkapkan bahwa perekonomian Jateng menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait alih fungsi lahan dan penurunan produktivitas pangan akibat dampak El Nino. “Produktivitas beras di Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya,” ujarnya.
Ndari menekankan pentingnya strategi inovatif untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Selain itu, ia juga mengingatkan akan tantangan lain berupa anomali cuaca, seperti kemarau basah atau La Nina, yang berpotensi mempengaruhi produksi hortikultura, seperti cabai dan bawang merah.
Ia meminta semua stakeholder terus mencermati berbagai risiko yang dapat memicu inflasi, terutama pada kelompok makanan seperti beras, telur, dan daging ayam ras.