Kolektif Hysteria Persembahkan Tribute to Annisa Rizkiana di Puncak Hysteria Zine Fest 2024
SEMARANG (Pojokjateng.com) – Hysteria Zine Fest 2024 mencapai puncaknya pada Minggu (7/7/2024) di Tandhok Art Space, Jl. Papandayan No.11, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Festival dan pameran zine yang dimulai dua hari sebelumnya ini, yang diinisiasi oleh Kolektif Hysteria, diakhiri dengan diskusi bertema “Tribute to Annisa Rizkiana”.
Tema tersebut dipilih untuk mengenang Annisa Rizkiana, seorang zine maker yang merupakan bagian dari perjalanan kreatif Kolektif Hysteria.
“Tema ini kami dedikasikan untuk mengenang Annisa Rizkiana, sebagai salah satu bagian dari perjalanan panjang Kolektif Hysteria yang akan berusia 20 tahun pada bulan Agustus ini,” ungkap Dewi Lestari, Kepala Proyek Hysteria Zine Fest.
Dewi menjelaskan bahwa para narasumber yang diundang untuk segmen spesial ini adalah pegiat zine di Semarang, teman dekat Annisa.
“Di antaranya ada Riska Farasonalia dan Pujo Nugroho, dua di antara sekian banyak pegiat zine di Kota Semarang yang cukup dekat dan pernah berkarya bersama Annisa,” jelas Dewi.
Selain itu, Dewi menambahkan beberapa teman lain juga hadir, termasuk suami Annisa, Budi Prakosa, yang datang dari Yogyakarta dengan membawa arsip karya almarhumah.
Dalam segmen tersebut, Riska Farasonalia memimpin doa dan menyalakan lilin, dilanjutkan dengan cerita tentang awal mula mengenal Annisa ketika masih SMA.
“Waktu itu, aku terkesan dengan karya-karya Nisa. Aku bilang, ‘Ini kolase banget, Nis’. Karya Zine Gnoem-Gnoem (Meong-meong) adalah karya pertamanya,” kenang Riska.
“Setelah itu, kami mulai dekat dan membentuk Universum Collective, lebih aktif membuat zine dan kolase serta membuka workshop,” lanjutnya.
Riska juga menyebut bahwa ia mengenalkan Annisa ke Kolektif Hysteria, yang saat itu sudah aktif memberikan ruang berkarya bagi seniman.
Hal ini dibenarkan oleh Purna Cipta Nugraha, Program Manajer Kolektif Hysteria, yang mengatakan bahwa Annisa telah menjadi bagian dari Hysteria sejak sekitar tahun 2010.
“Annisa adalah salah satu seniman yang kami dampingi dalam proses kreatif, terutama melalui zine, jauh sebelum ia menghasilkan ‘Jingga Jenaka’,” jelas Purna.
Purna mengatakan bahwa karya-karya Annisa yang lucu dan menggemaskan memberikan warna baru untuk Hysteria, salah satunya Gnoem-Gnoem yang menjadi ciri khasnya.
Selain zine, Annisa juga terlibat dalam berbagai kegiatan seni lain di Hysteria, seperti musik dan diskusi seni.
Debby Janet, seorang pegiat zine dan kolase dari Semarang, menyatakan bahwa Annisa adalah gambaran dari Hysteria.
“Aku selalu melihat karya Nisa sebagai representasi Hysteria. Melihat Hysteria, aku melihat Nisa,” ujar Janet.
Gaya dan karya Annisa diakui mempengaruhi banyak seniman perempuan lain. Riska menegaskan bahwa Annisa akan selalu dikenang melalui karya-karyanya yang menyenangkan, lucu, dan sederhana.
“Semoga semangat Annisa menular ke seniman-seniman lain,” pungkas Riska.
Pujo Nugroho memberikan pandangan bahwa meskipun karya Annisa terlihat sederhana, wacana yang disampaikannya cukup dalam dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
“Aku mengenal Nisa dari skena hardcore punk. Karya dia menjadi mencolok dengan warna-warna cerah di tengah warna gelap skena tersebut,” ungkap Pujo.
Acara yang merupakan bagian dari perayaan 20 tahun Kolektif Hysteria ini ditutup dengan pembacaan puisi dan tulisan-tulisan Annisa di media sosial oleh Pujo Nugroho dan Riska Farasonalia.
Acara ini juga merupakan bagian dari Program Purwarupa di bawah platform PekaKota – Kolektif Hysteria serta Dana Indonesiana dari Kemendikbudristek RI.