Pendiri Kolektif Hysteria, Yuswinardi Gagas ‘Hysteria Zine Fest’ Pertama di Kota Semarang

SEMARANG (pojokjateng.com) – Yuswinardi, pendiri Kolektif Hysteria, menggagas festival zine pertama bernama “Hysteria Zine Fest” di Kota Semarang. Festival “Hysteria Zine Fest” ini diadakan di Tandhok Art Space selama tiga hari berturut-turut, dari Jumat (5/7/2024) hingga Minggu (7/7/2024), dengan tema “Diseminasi”.

Yuswinardi menjelaskan bahwa Hysteria Zine Fest adalah bagian dari Purwarupa Project, di bawah platform PekaKota yang tahun ini menggelar proyek prototype di 10 lokasi.

“Salah satunya adalah Hysteria Zine Fest ini. Setahu saya, selama 20 tahun terakhir belum ada festival zine formal dengan nama tersebut di Semarang,” kata Yuswinardi.

Yus, begitu sapaan akrab pria asli Blora, Jawa Tengah itu, menjelaskan bahwa Kolektif Hysteria awalnya menggunakan media zine bernama “Buletin Sastra” sebagai media propaganda seni mereka. Kini, mereka telah berkembang menggunakan berbagai bentuk media untuk berkesenian.

Semangat inilah yang diinisiasi oleh Yus untuk dihadirkan dalam Hysteria Zine Fest, sekaligus mengarsipkan perjalanan Hysteria selama 20 tahun terakhir melalui zine.

Baca Juga:  PSIS Semarang Menyerah 1-2 dari Rans Nusantara FC

“Ini juga masuk dalam rangkaian menuju ulang tahun Hysteria ke-20. Sekaligus merangkai dan mengarsipkan kaleidoskop gerakan Hysteria melalui zine, untuk dipamerkan kepada publik,” jelasnya.

“Meskipun pada tahun 2009, kami juga menggelar acara yang sejenis. Tapi untuk label ‘Zine Fest’, ini yang pertama kali,” tegas Yuswninardi.

Sebagai festival perdana, Yus menambahkan bahwa tema “Diseminasi” yang diangkat merupakan buah pikiran dari kepala program, yakni Dewi Lestari.

Dewi, yang sebelumnya mengikuti kelas PekaKota Institute dan ditunjuk sebagai kepala Hysteria Zine Fest, menjelaskan alasan di balik tema tersebut.

“Yang pertama adalah dari media alternatif Zine itu sendiri. Dia berkembang dan nggak cuma mengakomodir satu isu. Diseminasi itu, kami maknai sebagai penyebaran benih-benih isu atau gagasan,” kata Dewi Lestari.

Baca Juga:  Ferry Wawan Cahyono Dorong Tingkatkan Program Infrastruktur Desa

“Sama halnya kita menuai benih tumbuhan, itu ada beberapa kemungkinan. Dia akan tumbuh, dia akan mati. Atau mungkin dia akan tumbuh, tapi nggak bertahan lama,” paparnya lagi.

Dewi juga menyebut alasan kedua pengangkatan tema ini berdasarkan sejarah penggunaan media alternatif zine oleh Kolektif Hysteria.

“Selama kurun waktu 2004 sampai 2024 ini, sempat mengalami perubahan. Misal dilihat dari penamaan, mulai dari ‘Buletin Sastra’, kemudian ‘Propaganda Hysteria’, lalu ‘Hysteria Magazine’,” ujarnya.

“Dulu ‘Buletin Sastra’ didominasi oleh karya-karya sastra dan hanya memuat karya Yuswinardi sebagai founder. Lalu kemudian itu berkembang, dengan isu-isu baru juga. Hingga akhirnya kita mengenalnya sebagai ‘Hysteria Magazine’,” sambung Dewi.

Agenda yang dibuka oleh acara musik dari beberapa musisi akustik ini Jawa-Bali ini, juga diisi berbagai lapak zine yang berkolaborasi dengan para seniman lain.

Seperti di antaranya lapak zine dari Kommunars, Segitiga Samarasa, Ananda Ratri, Kalesal Zine, Wawbaw Series, HV Lab, Death Sugar dan Gud Press.

Baca Juga:  Usung Tema Niscala, Peringatan HUT Kota Semarang ke-477 Dipastikan Lebih Meriah dari Tahun Sebelumnya

Sedangkan untuk para kolaborator yang ikut serta mengirimkan karya zine-nya untuk dipamerkan lebih dari 16 seniman.

Selain itu, gelaran selama 3 hari ini, Dewi mengatakan akan selalu ada segmen diskusi setiap harinya terkait zine, dengan tema yang berbeda-beda.

“Kemaren opening ada musik. Bekubang dari Yogyakarta, Pandu Sukma dari Bali, Pohon Sardjono dari Hysteria ArtLab dan WOL dari Semarang,” sebut Dewi.

“Nggak lupa juga diskusi-diskusi terkait zine dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya, sesuai dengan isu atau wacana yang kami pilih,” sambung dia.

Agenda Hysteria Zine Fest ini, diketahui masuk dalam Event Strategis melalui Program Dana Indonesiana, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.***

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *