PMI Jateng Dorong Donor Darah sebagai Perilaku Hidup Sehat

SEMARANG (Pojokjateng.com) – Masyarakat diharapkan menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sehat, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan transfusi di rumah sakit, tetapi juga untuk manfaat kesehatan pribadi. Hal ini disampaikan oleh Hartanto, Kepala Bidang Pelayanan Donor Darah PMI Jawa Tengah, dalam acara Jateng Bicara di Studio Jateng Gayeng Online Radio pada Rabu (12/6/2024).

Menurut Hartanto, setiap bulan kebutuhan darah di Provinsi Jawa Tengah mencapai lebih dari 1.000 kantong untuk satu rumah sakit. Oleh karena itu, dia mendorong masyarakat untuk rutin mendonorkan darahnya tidak hanya sebagai bentuk kepedulian sosial, tetapi juga untuk menjaga kesehatan pribadi.

Menurutnya, melakukan donor darah setiap tiga bulan sekali dapat membantu tubuh melakukan regenerasi, sehingga pendonor darah umumnya memiliki kondisi kesehatan yang baik.

Baca Juga:  Kejaksaan Agung Berhasil Amankan Buronan Korupsi Pengadaan Tanah di Samarinda

“Donor darah tidak hanya bermanfaat dan menolong sesama, tetapi juga memberikan manfaat untuk pendonor. Dengan rutin melakukan donor darah tiga bulan sekali, tubuh akan melakukan regenerasi atau peremajaan, sehingga pendonor darah adalah orang sehat,” ujar Hartanto.

Hartanto juga mengakui bahwa masih ada kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait donor darah. Namun demikian, untuk meminimalkan risiko, pendonor harus memenuhi sejumlah kriteria seperti usia minimal 17 tahun, tekanan darah dalam batas normal, tidur yang cukup sebelum donor, serta kadar hemoglobin di atas 10 gram/dL.

“Sehingga sebelum melakukan donor darah, pendonor harus tidur yang cukup. Selanjutnya, hemoglobin (Hb) di atas 10 (gram/dL). Kondisi tersebut harus dipenuhi oleh calon pendonor, agar setelah donor juga dalam kondisi yang sehat,” jelasnya.

Baca Juga:  Nana Sudjana Dukung Pemain Asal Jateng yang Bertanding di Piala Dunia U-17

Dia menegaskan bahwa PMI selalu menjaga prosedur standar operasional untuk pengambilan darah, termasuk sterilisasi peralatan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh petugas.

“Kita memiliki SOP dalam pengambilan darah. Jadi pendonor tidak perlu khawatir karena jarum dan kantong yang digunakan pasti dalam kondisi steril, petugas juga menggunakan APD. Intinya, keselamatan pendonor tetap menjadi yang utama,” ungkapnya.

Hartanto juga mengklarifikasi bahwa PMI tidak menjualbelikan darah, dan biaya yang mungkin dikenakan kepada pasien terkait pengolahan darah semata.

Baca Juga:  Sediakan Layanan Baru, Puskesmas Pancur Buka Layanan Fisioterapi Pertama di Rembang

“Masyarakat juga perlu tahu, kami tidak melalukan jual beli darah. Memang jika ada yang membutuhkan darah dikenakan biaya tertentu, namun itu merupakan biaya pengganti pengolahan darah yang ditanggung oleh rumah sakit ataupun oleh pasien,” jelasnya.

Untuk memperingati Hari Donor Darah Sedunia pada 14 Juni 2024 mendatang, PMI Jawa Tengah akan menggelar kegiatan donor darah serentak dan roadshow donor darah melibatkan partisipasi masyarakat luas. Masyarakat yang berminat untuk mengadakan kegiatan donor darah bersama dapat menghubungi PMI Jawa Tengah untuk informasi lebih lanjut.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *