Pemkot Semarang Mendorong Partisipasi Aktif Tangani Permasalahan Plastik, Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional
Semarang (Pojokjateng.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup menggelar acara peringatan Hari Peduli sampah Nasional di Kawasan Car Free Day (CFD) di Taman indonesia Kaya, Minggu (3/3/2024).
Plt Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Hernowo Budi Luhur, mewakili Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memimpin apel dan melepas lebih dari 5000 peserta Funwalk Hari Peduli Sampah Nasional.
Dalam Sambutannya, Hernowo menyatakan bahwa masalah sampah merupakan isu global yang harus ditangani secara bersama-sama. Ia juga mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah plastik secara produktif dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recyle.
“Ibu Wali Kota juga menegaskan pentingnya menangani masalah sampah mulai dari tingkat rumah tangga dengan mengajak masyarakat untuk mengatasi sampah plastik secara produktif”, ujarnya usai membuka acara, Minggu (3/3/2024).
Pemkot Semarang juga mendorong masyarakat untuk mengelola sampah organik di rumah tangga dengan cara mengubahnya menjadi pupuk atau tanah, sebagai upaya mendukung kegiatan Urban Farming.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono, menjelaskan bahwa kegiatan Funwalk dan Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 menjadi momentum untuk mengingatkan warga Kota Semarang terhadap bencana longsor yang terjadi pada 21 Februari 2005 silam.
“ini mengingatkan kita, bahwa ada longsor akibat sampah yang menumpuk sangat tinggi di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa tersebut memaksa dua desa ditutup dan memakan korban jiwa sebanyak 157 orang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemkot semarang hari ini mengadakan jalan sehat. Funwalk, bertujuan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pengurangan sampah”, kata Bambang.
Terdapat 60 lapak akademis dan perguruan tinggi yang menjadi juara pada Kompetisi dan Inovasi Sampah 2023. Ada pula lapak dari kelompok peduli sampah, Bank Sampah, sekolah Adiwiyata, Proklim.
“Pameran tersebut menampilkan proses pengolahan sampah organik menjadi magot, ada pembuatan magot, antara lain produksi eco enzym, pakaian sauvenir dan handcraft dari barang bekas atau sampah bentuk circular economy”, jelasnya.
Bambang juga menekankan pentingnya upaya pengurangan sampah dengan memilah, menyetorkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi, dan memproduksi barang sesuai dengan kreativitas. Dia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga Kota Semarang dapat lebih bersih dan bijak dalam mengelola dan menggurangi sampah, mengingat jumlah sampah di kota tersebut mencapai 1100 ton per hari. Dengan program-program pemerintah seperti pilah sampah, bank sampah, dan edukasi melalui Funwalk, diharapkan dapat mengurangi sampah hingga 30 persen.