Mengangkat Suara Rakyat Lewat Budaya, Ini yang di Lakukan Waket DPRD Jateng Ferry Wawan di Purbalingga
PURBALINGGA (Pojokjateng.com) – Dalam upaya yang tak kenal lelah untuk mendengarkan dan merespons aspirasi masyarakat, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, kembali menunjukkan komitmennya yang teguh dengan menghadirkan seni tradisional ebeg di Purbalingga.
Acara Media Tradisional yang digelar di desa larangan , kecamatan Kebohongan kabupaten Purbalingga bukan sekadar hiburan semata, tetapi sebuah simbol dari dedikasi Ferry dalam membangun komunikasi yang lebih baik dan efektif antara pemerintah daerah dengan rakyatnya.
Kesenian ebeg, yang dikenal sebagai salah satu warisan budaya khas Jawa Tengah, merupakan tarian tradisional yang melibatkan pemain yang berperan sebagai prajurit kuda lumping.
Tarian ini tidak hanya sarat dengan unsur mistis dan spiritual, tetapi juga mengandung pesan moral dan kultural yang mendalam. Dengan memilih kesenian ini, Ferry Wawan Cahyono ingin menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal sekaligus membuka ruang dialog yang lebih akrab antara legislatif dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Ferry menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya DPRD Jateng untuk lebih dekat dengan masyarakat dan memahami kebutuhan serta harapan mereka secara langsung.
“Kesenian tradisional seperti ebeg adalah cerminan identitas kita sebagai warga Jawa Tengah. Dengan menghadirkan seni ini di tengah-tengah masyarakat, kami berharap dapat menjaga warisan budaya sekaligus menguatkan tali silaturahmi antara pemimpin dan rakyat,” ujarnya.
Acara tersebut menjadi momen yang sangat dinantikan oleh warga Purbalingga, yang merespons positif inisiatif tersebut. Tidak hanya sebagai tontonan yang menghibur, pertunjukan ebeg ini juga membuka ruang diskusi dan dialog antara Ferry Wawan Cahyono dan masyarakat.
Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung setelah pertunjukan, berbagai isu lokal diangkat, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.
Salah seorang warga yang hadir, menyatakan kebanggaannya atas perhatian yang diberikan oleh Ferry Wawan Cahyono terhadap budaya lokal dan aspirasi masyarakat.
“Ini adalah bukti bahwa Pak Ferry benar-benar peduli dengan kami. Beliau tidak hanya sekadar datang dan berbicara, tetapi juga menghidupkan kembali tradisi yang hampir terlupakan. Ini sangat berarti bagi kami,” ujarnya.
Komitmen Ferry untuk mengangkat aspirasi masyarakat melalui pendekatan kultural seperti ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk para tokoh budaya dan pemuda setempat.
Mereka melihat ini sebagai langkah maju yang tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.
Di akhir acara, Ferry menegaskan kembali bahwa kegiatan seperti ini akan terus digalakkan di berbagai daerah lain di Jawa Tengah.
Ia berjanji untuk terus mendengarkan dan berjuang untuk kesejahteraan rakyat, sembari tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya lokal.
“Kita tidak bisa membangun daerah tanpa memahami akar budaya dan identitas kita. Kesenian tradisional seperti ebeg adalah salah satu cara untuk mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan dan gotong royong. Saya berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat merasa lebih dekat dan lebih didengarkan,” tutup Ferry.
Dengan pendekatan yang konsisten dan berfokus pada kebudayaan ini, Ferry Wawan Cahyono telah memperlihatkan sebuah teladan dalam kepemimpinan daerah, di mana kesejahteraan masyarakat ditempatkan sebagai prioritas utama, sambil tetap menjaga dan mempromosikan warisan budaya yang kaya di Jawa Tengah.