Berpotensi Ganggu Laju Inflasi, Presiden Jokowi Minta Pemda Waspadai ‘Neraka’ Iklim

JAKARTA (Pojokjateng.com) – Presiden Joko Widodo menyampaikan peringatan dunia tentang ‘neraka’ iklim yang berpotensi mengganggu laju inflasi nasional, dan meminta pemerintah daerah untuk waspada.

Peringatan itu disampaikan Presiden Jokowi kepada seluruh kepala daerah yang hadir dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Gedung Istana Negara Jakarta.

“Saya kira bapak ibu semua sudah dengar warning dari Sekjen PBB, bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun ke depan. Hati-hati,” ungkap Presiden Jokowi, Jumat (14/6/24).

Baca Juga:  Polri Selidiki Kasus Buronan Thailand Sia Pang yang Mendapatkan Identitas Palsu di Aceh

Presiden Jokowi mengatakan dalam satu tahun terakhir masyarakat Indonesia merasakan gelombang panas. Bahkan, di India menyentuh 50 derajat Celcius, dan di Myanmar 45,8 derajat Celcius. Selain itu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga menyatakan pembiaran pada ancaman iklim panas dapat memicu kelaparan pada 2050.

“Diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, tidak ada air, dan akan masuk pada kekurangan pangan. Jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas,” tegas Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Kejati Kalteng Tahan Dua Tersangka Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Batu Bara PLN Tahun 2022

Menurut Presiden Jokowi, situasi itu dapat berimplikasi pada laju inflasi nasional yang kini berada pada angka yang baik di kisaran 2,84 persen. Angka tersebut berpotensi terkerek naik, akibat produksi dan stok pangan yang kurang.

“Artinya, harga pasti akan naik, otomatis itu, hukum pasar yang seperti itu, dan itu adalah urusan kehidupan manusia. Begitu produksi, karena panas, urusan air tidak kita urus, produksi turun, stok menipis,” ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Mendiktisaintek : Semikonduktor dan AI, Motor Utama Ekonomi Hijau Indonesia

Rentetan situasi itu pun perlu diantisipasi sejak dini. Untuk itu, dalam tiga bulan ke depan Presiden memerintahkan pemasangan 20 ribu pompa yang terkoneksi dengan sektor lahan pertanian, utamanya beras.

“Pompa dari sungai naikkan ke atas untuk mengairi sawah, baik itu sungai besar, sungai sedang, maupun kecil. Semuanya memanfaatkan air, jangan biarkan air terus masuk ke laut,” terang Presiden Jokowi.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *