Pemprov Jateng Konsisten Beri Bantuan Pangan, 22 Desa Rawan Pangan Terbantu

SEMARANG (Pojokjateng.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menunjukkan komitmennya dalam menangani masalah rawan pangan. Hingga kini, sudah lima kali bantuan pangan diberikan kepada 22 desa rawan pangan yang tersebar di delapan kabupaten. Dampaknya, selain membantu warga miskin memenuhi kebutuhan sehari-hari, bantuan ini juga berhasil meningkatkan berat badan balita yang sebelumnya mengalami gizi kurang.

Di Desa Kradenan, Kecamatan Srumbung, misalnya, 50 warga yang menerima bantuan pangan dari Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah merasakan manfaatnya. Winarti, salah satu penerima bantuan, mengaku bantuan tersebut sangat berdampak positif pada kesehatan anaknya yang berusia dua tahun, Danu. Bantuan berupa 1 kilogram telur, 1 kilogram daging ayam, 5 kilogram beras medium, dan 8 sachet susu bubuk berhasil mendongkrak berat badan anaknya hingga mencapai 9,6 kilogram.

Baca Juga:  Jelang Pilkada Serentak 2024, Nana Sudjana Minta Pemda Intensifkan Koordinasi dengan Penyelenggara Pemilu

“Sekarang sudah 9,6 kilogram. Naiknya dua sampai tiga ons. Biasanya, kalau sudah buat beli beras untuk beli telur tidak ada. Ini ada bantuan, ya uangnya untuk yang lain,” ujar Winarti di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Kradenan, Rabu (14/8/2024).

Veronica Hariyanti, warga lain dari Dusun Pringwulung, juga merasa sangat terbantu dengan adanya program ini. Sebagai petani salak yang tanamannya diserang hama tikus, ia mengaku bantuan tersebut sangat membantu melewati masa paceklik hingga enam bulan ke depan.

Konsistensi dan Dampak Program Bantuan Pangan

Program bantuan pangan yang diinisiasi oleh Dishanpan Jateng ini mendapat apresiasi dari Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo. Menurutnya, program yang diberikan secara bertahap dan konsisten ini terbukti memperkuat pondasi kesehatan dan ekonomi warga.

Baca Juga:  Kejati Jateng Tindak Tegas Penyalahgunaan Narkoba Kasi Pengelolaan Barang Bukti Kejari Blora

Nyoto menyebut, program serupa pernah dilakukan oleh Bapanas di Jawa Tengah, namun hanya dilakukan satu kali distribusi kepada 18.567 keluarga penerima manfaat (KPM) di empat kabupaten, yaitu Kebumen, Purworejo, Cilacap, dan Banjarnegara. Berbeda dengan program Dishanpan Jateng, bantuan diberikan sebanyak sembilan kali hingga akhir tahun 2024.

“Dari APBD Jateng diberikan konsisten 9 kali (hingga akhir tahun 2024). Tadi ada yang sudah menerima lima kali, hasilnya signifikan, tadi anak yang kurang gizi ada perubahan berat dan tinggi,” ungkapnya.

Kepala Dishanpan Jateng, Dyah Lukisari, menambahkan bahwa pada tahun 2024, bantuan ini menyasar delapan kabupaten, yaitu Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Cilacap, Boyolali, Klaten, Magelang, dan Grobogan, dengan jumlah penerima sebanyak 1.100 KPM. Kriteria desa penerima didasarkan pada prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan dan peta Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) kategori 1-3, serta merupakan Rumah Tangga Miskin (RTM) berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Baca Juga:  Mudik Gratis KA Fasilitas Pemprov Jateng, Difabel hingga Ojol Ucapkan Terima Kasih

“Tahun ini bantuan diterima gratis, tapi pada 2025 akan berlanjut dengan pola subsidi harga. Dengan subsidi, lebih banyak penerima yang dapat dibantu, sehingga dampak positif dari program ini bisa dirasakan oleh lebih banyak warga,” jelas Dyah.

Bantuan pangan yang diberikan hingga sembilan kali pada tahun ini menunjukkan keseriusan Pemprov Jateng dalam menangani isu ketahanan pangan dan gizi, khususnya bagi warga yang berada di desa-desa rawan pangan.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *