Tragedi di Gunung Marapi, 13 Pendaki Meninggal, 10 Lainnya dalam Proses Pencarian
PADANG (Pojokjateng.com) – Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik menyatakan bahwa jumlah pendaki yang meninggal di Gunung Marapi mencapai 13 orang, di mana sepuluh di antaranya telah ditemukan. Penemuan ke-13 jenazah tersebut dilakukan pada hari Senin (4/12) di sekitar kawah Gunung Marapi, Sumatera Barat, yang mengalami erupsi pada hari Minggu (3/12). Dari total korban, sepuluh di antaranya berhasil ditemukan pada hari Senin, walaupun dua di antaranya baru ditemukan pada malam hari yang sama.
Malik mengungkapkan, “Saat ini, jumlah korban meninggal mencapai 13 orang. Sementara itu, 10 pendaki lainnya masih dalam proses pencarian.”
Lima korban tewas sudah dievakuasi dari gunung untuk diidentifikasi, sementara delapan jenazah lainnya sudah berhasil ditemukan dan ditempatkan dalam kantong mayat. Gambar yang dibagikan oleh Kantor SAR Padang menunjukkan tim penyelamat yang terdiri dari enam orang dengan jaket oranye dan topi keras sedang membawa jenazah ke bawah gunung.
Baca juga: Mulai Desember, Harga Pertamax Series dan Dex Series Turun
Gunung Marapi masih terus meletus pada pagi hari Selasa dan menjadi salah satu kendala bagi upaya penyelamatan oleh tim gabungan yang terdiri dari lebih dari 200 personel. Tim penyelamat berusaha melakukan evakuasi manual dengan berjalan ke puncak gunung berapi dan menggunakan tandu untuk mengevakuasi para korban, mengingat letusan yang masih berlangsung dan kondisi pandang yang buruk.
Eka Purnamasari, petugas unit medis Polda Sumatera Barat, menyebutkan bahwa korban yang meninggal mengalami luka bakar parah. Identifikasi korban dilakukan oleh petugas forensik berdasarkan catatan gigi, sidik jari, atau tanda khusus di tubuh mereka.
Ahmad Rifandi, sebagai kepala pos pemantauan Gunung Marapi, menginformasikan bahwa telah terjadi lima letusan mulai dari tengah malam hingga pukul 08.00. Ia menegaskan bahwa Gunung Marapi masih dalam kondisi sangat aktif, meskipun tinggi kolom asap belum dapat terlihat karena tertutup awan.
“Gunung Marapi masih sangat aktif. Ketinggian kolomnya belum terlihat karena tertutup awan,” ujarnya.
Baca juga: Blibli Tiket ACTION Berkolaborasi dalam Penanaman 4,000 Mangrove di Mangunharjo, Semarang
Abu vulkanik masih terus turun di sekitar pos informasi di kaki gunung, membuat Marapi tidak terlihat. Hendra Gunawan, Kepala Badan Vulkanologi Indonesia, menyampaikan bahwa Gunung Marapi telah berada pada tingkat kedua dari sistem peringatan empat tingkat sejak tahun 2011, dan zona eksklusi sepanjang tiga kilometer sudah diberlakukan di sekitar kawah gunung.
Berdasarkan laporan BKSDA Sumatra Barat dari Jumat hingga Minggu, terdapat 75 pendaki yang mendaftar melalui sistem pemesanan online. Meskipun demikian, Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) mencatat bahwa kemungkinan ada pendaki lain yang melakukan pendakian ilegal ke gunung tersebut.