Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Ajak Masyarakat Wujudkan Nilai Pancasila
SEMARANG (Pojokjateng.com) – Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengajak warga untuk terus mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara yang disebutkannya adalah dengan mengamalkan prinsip-prinsip inklusivitas, toleransi, dan gotong royong.
Nana menyatakan bahwa masyarakat Jawa Tengah, khususnya, sudah melaksanakan nilai-nilai tersebut dengan baik, terutama dalam hal toleransi dan penghormatan terhadap agama lain. Dia juga menekankan bahwa Jawa Tengah dikenal sebagai provinsi yang sangat toleran dan memiliki nilai gotong royong yang tinggi.
Lebih lanjut, Nana menjelaskan bahwa sikap inklusivitas tercermin dalam kerjasama masyarakat Jawa Tengah dalam meningkatkan kesejahteraan, mulai dari bidang pendidikan hingga pekerjaan.
Dia mengutip tema Hari Lahir Pancasila 2024 yang menekankan pentingnya Pancasila sebagai jiwa pemersatu bangsa menuju Indonesia Emas Tahun 2045, sesuai dengan Surat Edaran BPIP Nomor 2 Tahun 2024.
Nana juga menyampaikan bahwa keberagaman di Indonesia adalah anugerah yang harus dijaga, dengan Pancasila sebagai pedoman yang menjunjung tinggi nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan gotong royong.
Masyarakat dari berbagai etnis yang tinggal di Jawa Tengah merasakan langsung semangat Pancasila yang dicanangkan pemerintah daerah. Mereka mengakui bahwa kerukunan, persaudaraan, dan hubungan antaretnis di provinsi tersebut selalu terjaga dengan baik.
Beberapa tokoh masyarakat, seperti Sam Wakum dari Papua dan Etika Halawa dari etnis Nias, memberikan apresiasi terhadap upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menjaga keberagaman. Mereka menekankan pentingnya komunikasi dan mediasi antaretnis dalam menjaga kondusivitas di masyarakat.
Markus Romera, anggota Forum Pembauran Kebangsaan asal Merauke Papua, menegaskan pentingnya kesatuan dan kebersamaan dalam mewujudkan semangat Pancasila dan konstitusi Indonesia, tanpa memandang perbedaan latar belakang.
“Kita harus membaur, tanpa membedakan satu sama lain. Itu memberi satu kekuatan untuk Pancasila dan UUD 1945,” kata Markus.