Pemprov Jateng Optimis Stunting Turun Signifikan hingga 14% di Tahun 2024

SEMARANG (Pojokjateng.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini tengah memasuki fase optimisme terkait penurunan angka stunting di wilayahnya pada tahun 2023. Keyakinan ini muncul karena upaya penurunan stunting dilakukan secara intensif dan terkoordinasi. Rencananya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mengumumkan hasil kinerja penurunan angka stunting tersebut pada akhir bulan Desember 2023.

Menurut informasi yang diberikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, pada tahun 2022, angka stunting berada pada level 20,8%. Sementara angka untuk tahun 2023 belum diumumkan, Pemerintah Provinsi yakin bahwa akan terjadi penurunan signifikan. Hal ini diungkapkan oleh Nana Sudjana dalam acara Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jateng yang berlangsung di Hotel Novotel pada Senin, 5 Desember 2023.

Baca juga:  Operasional Perjalanan KA di Daop 4 Semarang Sudah Normal Kembali – Pojok Jateng

“Pada tahun 2022, posisinya di angka 20,8%. Untuk tahun 2023 belum diumumkan. Nanti kita menunggu sekitar akhir Desember. Tapi kami yakin bahwa di tahun 2023 ini akan ada penurunan,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, di sela acara Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jateng, di Hotel Novotel, Senin (5/12/2023).

Nana Sudjana menyatakan komitmen kuat untuk menurunkan angka stunting setidaknya hingga 14%, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melibatkan kampanye Jo Kawin Bocah, pemberian pil tambah darah, gerakan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, penyediaan jamban sehat, dan kolaborasi dengan kabupaten/kota untuk memperkuat perencanaan anggaran.

Baca juga: Sukses Besar! Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan Surakarta Dapat Apresiasi Masyarakat – Pojok Jateng

“Setiap satu bulan sekali, BKKBN Jateng melakukan langkah-langkah evaluasi,” ujar Nana Sudjana, menekankan pentingnya pemantauan dan koordinasi dari tingkat pusat hingga desa. Proses tersebut, menurutnya, memerlukan kolaborasi dari semua pihak agar pencapaian penurunan angka stunting dapat membanggakan.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, memberikan apresiasi atas kerja keras yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Tengah dalam upaya menurunkan angka stunting. Keberhasilan ini tercermin dalam realisasi serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tinggi, dengan serapan fisik mencapai 91,7% dan serapan nonfisik mencapai 75%. Dengan kerja sama yang baik antara berbagai pihak, diharapkan angka stunting akan terus menurun secara positif di masa yang akan datang.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *