Kasus DBD Tinggi, Bupati Rembang Aktifkan Kembali Pokjanal DBD
REMBANG (Pojokjateng.com) – Menghadapi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), diperlukan upaya besar dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal ini ditegaskan oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz, dalam pertemuan di kantornya pada Rabu (17/1/2024). Menurutnya, Dinas Kesehatan harus mengambil langkah-langkah pencegahan agar angka kasus DBD tidak meningkat lebih lanjut. Saat ini, jumlah pasien DBD positif di Rembang mencapai 46 kasus, bahkan ruangan perawatan anak di RSUD dr R Soetrasno sudah penuh, meskipun tersedia 24 kamar khusus anak di ruang perawatan Flamboyan.
“Demam berdarah ini supaya ada pencegahan, ada monitoring di wilayah-wilayah. Jangan sampai ada kejadian, baru kita tangani. Pencegahan jauh lebih penting,” tegasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Maria Rehulina, yang dihubungi terpisah, mengungkapkan bahwa kasus DBD pada bulan Januari mengalami peningkatan dibandingkan bulan Desember 2023. Pada bulan Desember sebelumnya, hanya tercatat 19 kasus DBD.
“Bulan Januari ini naik hampir dua kali lipat, ada 46 kasus. Apalagi Januari ini belum selesai, ” tuturnya.
Menurut Maria, peningkatan kasus DBD dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya PSN. Sebagian masyarakat masih belum sepenuhnya memahami pentingnya upaya ini, seperti terlihat dari persentase rendahnya area yang bebas dari jentik nyamuk, yaitu kurang dari 95 persen.
“Kesadaran masyarakatnya untuk PSN masih rendah. Terbukti, angka bebas jentiknya masih kurang dari 95 persen,” jelas Maria.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya berencana mengaktifkan kembali kelompok kerja operasional (Pokjanal) DBD dari tingkat kabupaten hingga desa. Selain itu, akan memulai kembali gerakan satu rumah satu jumantik.
“Di tahun 2024 ini, kita juga mengadakan lomba desa bebas jentik. Yang ikut lomba itu desa-desa yang angka bebas jentiknya rendah,” terangnya.