Grand Candi Hotel Semarang Hadirkan Festival Budaya dalam Keanekaragaman di Pasar Senggol

SEMARANG (Pojokjateng.com) – Festival Budaya dan Kuliner Kota Semarang, Pasar Senggol, kembali digelar di Grand Candi Hotel Semarang pada Minggu (10/12/2023). Kali ini, acara ini berlangsung di Kafe Flamboyan Grand Candi Hotel dengan suasana yang berbeda, di mana semua pengunjung dan peserta acara mengenakan pakaian kebaya dan kostum pop kultur Korea.

Ratusan pengunjung memadati acara Pasar Senggol yang mengusung tema “Bersatu dalam Keanekaragaman”, mengangkat tidak hanya budaya Indonesia, tetapi juga budaya pop Korea yang bersatu dalam satu festival.

Kerjasama dengan Oraenmaniya, komunitas pecinta Pop Culture Jepang dan Korea di Kota Semarang, membuat acara dibuka dengan fashion show cosplayer yang mengenakan berbagai kostum dari karakter film, komik Korea, dan animasi. Para cosplayer dengan semangat menampilkan kostum mereka di depan pengunjung Pasar Senggol.

Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan spesial dari Satrio, Juna, SSqueen, goodgirls, skadetea, yang membawakan modern dance, serta penampilan DJ dari Doubleslash, komunitas DJ yang mengusung lagu bertema Korea dan Jepang.

Baca Juga:  Bulan Ramadhan, Grand Candi Hotel Semarang Berbagi Kebaikan di Panti Asuhan YBMI

Adrian Reynald, Public Relations Grand Candi Hotel, menjelaskan bahwa Pasar Senggol bulan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai wadah bagi berbagai komunitas untuk menunjukkan keahlian dan bakat, termasuk dari Oraenmaniya, komunitas pecinta pop culture Korea dan Jepang.

Setelah fashion show cosplay, pengunjung, yang didominasi oleh Gen Z, diajak menyaksikan talk show tentang “Kiprah Perempuan Jawa dari sudut pandang Antropologis” dengan pembicara Dr. Eko Punto Hendro, MD. Pembicaraan ini membahas peran penting perempuan Jawa dalam aspek ekonomi, baik dalam bisnis maupun kehidupan berumah tangga dari masa lalu hingga sekarang.

Tidak hanya penampilan pop culture Korea, acara ini juga menampilkan kebudayaan tradisional Indonesia dari Komunitas Diajeng, seperti Jembrengan Jarik atau peragaan busana tradisional. Moderator menjelaskan jenis batik atau busana yang dipertunjukkan selama peragaan.

Baca Juga:  Peringati HUT ke-17, Pawai Pembangunan Sukoharjo Berlangsung Meriah

Salah satu pengunjung, Tiara (18), berbagi kebahagiaannya saat mengikuti kegiatan Pasar Senggol. Ia baru menyadari bahwa gambar pada batik bukan hanya hiasan, tetapi juga mencerminkan emosi dan sejarah yang berbeda di setiap motif.

Adrian Reynald, Public Relations Grand Candi Hotel Semarang, menyatakan bahwa Grand Candi Hotel selalu terbuka untuk kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan. Penyelenggaraan Pasar Senggol secara rutin adalah bentuk komitmen hotel untuk berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan kebudayaan lokal.

Festival ini diakhiri dengan Noraebang atau karaoke bersama seluruh fandom idol K-pop yang menyanyikan berbagai lagu K-pop. Keseruan Noraebang di Pasar Senggol semakin terlihat karena banyaknya fandom yang sangat antusias, mulai dari pemilihan outfit hingga membawa properti lightstick seolah-olah mereka akan menghadiri konser idol mereka.

Baca Juga:  Pemkab Purbalingga Berencana Tingkatkan Frekuensi Pertunjukan Seni Budaya Lokal

“Pasar Senggol tidak hanya menawarkan berbagai pertunjukan, tetapi juga menjadi platform bagi produk UMKM. Grand Candi membuka kesempatan bagi pelaku UMKM untuk memajang produk mereka, termasuk berbagai asesoris, dimsum, gantungan kunci telur gulung, dessert box, cookies, dan masih banyak lagi” ucap Adrian

Adrian Reynald, Public Relations Grand Candi Hotel, menyampaikan harapannya agar Pasar Senggol terus menjadi hiburan positif bagi masyarakat Semarang. Acara ini juga menjadi ajang perkenalan Grand Candi Hotel Semarang kepada masyarakat, bahwa wisata kebudayaan dan kuliner di hotel bintang lima tidak selalu harus menguras dompet.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *