Muhaimin Iskandar (Kontroversi Pernyataan Menag Yaqut)

Cak Imin Respon Pernyataan Menag sebagai Omongan Buzzer

JAKARTA (Pojokjateng.com) – Pernyataan Menteri Agama  Yaqut Cholil Qoumas menimbulkan kontroversi, pernyataan tersebut mengenai pemilihan pemimpin dalam Pemilihan Presiden 2024 telah memicu respons dari Ketua Umum PKB dan Bacawapres 2024, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin. Pernyataan Menag Yaqut yang mengatakan bahwa tidak seharusnya memilih pemimpin yang pandai berbicara, bermulut manis, dan berwajah tampan dalam Pilpres 2024 disambut dengan nada kritik oleh Cak Imin.

Menurut Cak Imin, pernyataan tersebut seharusnya tidak menjadi bagian dari retorika seorang menteri dan seakan-akan merupakan omongan seorang buzzer yang tidak pantas. Respons ini datang dari Cak Imin dalam sebuah acara di Jakarta Pusat pada Minggu (1/10).

Baca Juga:  Hasyim Asy'ari: KPU Putuskan Calon Presiden Senin Ini, Tunggu Pengumuman Resmi

“Itu omongan buzzer ha ha ha,” kata Cak Imin

Baca Juga: Jokowi Disulkan Ganti Megawati Jadi Ketua Umum PDIP

Sebelumnya, Menag Yaqut telah mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih pemimpin dalam Pilpres 2024. Ia menekankan pentingnya melihat rekam jejak calon pemimpin yang akan bertarung nanti. Pernyataannya tersebut diungkapkan saat ia menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, pada Jumat (29/9).

“Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau nggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tidak memiliki perhatian kepada kita semua, cek track record-nya,” kata Yaqut.

Baca Juga:  Rektor UNDIP Meresmikan Muladi Dome, Gedung Serba Guna Terbesar di Jawa Tengah

Menag Yaqut menegaskan bahwa tidak hanya kemampuan berbicara dan penampilan yang harus diperhatikan, tetapi juga rekam jejak calon pemimpin. Ia menekankan pentingnya cek track record calon pemimpin dan menghindari pemimpin yang tidak memiliki perhatian terhadap kepentingan rakyat.

Baca Juga: Indonesia Punya Lautan Luas, Megawati Tekankan Jokowi Jangan Konversi Lahan Subur

Selain itu, Yaqut juga mengingatkan masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik. Meskipun ia meyakini bahwa politik dan agama tidak dapat dipisahkan, ia mengingatkan agar agama tidak disalahgunakan dalam politik. Ia juga mengingatkan tentang penggunaan isu agama dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019, yang menurutnya merupakan contoh buruk dalam politik Indonesia.

Baca Juga:  Seleksi Komisioner KPID Jateng 2024-2027, Timsel : Jeli Penguasaan Regulasi UU Penyiaran serta Perhatikan Kearifan Lokal dan Nilai Agama

Pernyataan Menag Yaqut dan respons Cak Imin mencerminkan pentingnya diskusi terbuka dan beragam pandangan dalam proses pemilihan pemimpin yang adil dan berkualitas di Indonesia. Pemilihan pemimpin yang bijak dan berintegritas adalah salah satu pilar penting dalam demokrasi yang kuat.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *