7 Langkah Pertolongan Pertama yang Harus Anda Ketahui setelah Kecelakaan
JAKARTA (Pojokjateng.com) – Ketika kecelakaan terjadi, tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang cepat dan tepat dapat membuat perbedaan yang besar dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi cedera. Terlepas dari apakah Anda adalah seorang profesional kesehatan atau hanya seorang saksi yang peduli, pengetahuan tentang pertolongan pertama sangat penting. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah kunci yang dapat Anda ambil dalam situasi darurat setelah kecelakaan. Ingatlah bahwa tindakan pertolongan pertama harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan tingkat pelatihan Anda, dan yang terpenting, panggil bantuan medis secepat mungkin.
Tentu, berikut adalah 7 langkah pertolongan pertama pada kecelakaan:
1. Pastikan Keamanan
Seperti yang dikutip dalam Buku Saku Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Jalan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Saat tiba di tempat kecelakaan, prioritas utama adalah menjaga keamanan. Pastikan bahwa Anda, korban, dan orang lain di sekitar berada di lokasi yang aman. Hindari bahaya seperti lalu lintas yang berbahaya atau potensi bahaya lainnya, seperti api atau bahan kimia berbahaya. Pastikan untuk mengidentifikasi kendaraan yang mungkin menjadi potensi ancaman tambahan. Jika ada kendaraan yang masih dalam posisi berbahaya atau mengeluarkan asap atau cairan berbahaya, segera peringatkan orang lain dan pastikan agar menjauh dari area tersebut. Pastikan untuk mengidentifikasi kendaraan yang mungkin menjadi potensi ancaman tambahan. Jika ada kendaraan yang masih dalam posisi berbahaya atau mengeluarkan asap atau cairan berbahaya, segera peringatkan orang lain dan pastikan agar menjauh dari area tersebut.
Baca Juga: Dahsyat, Ini 7 Khasiat Air Kelapa bagi Kesehatan Tubuh
2. Panggil Bantuan Darurat
Segera hubungi nomor darurat setempat (misalnya, 119 untuk ambulans atau 110 untuk polisi) dan berikan informasi penting, seperti lokasi kecelakaan dan jumlah korban. Berbicaralah dengan jelas dan tenang, dan jawab pertanyaan yang diajukan oleh operator darurat. Saat berbicara dengan operator darurat, berikan informasi yang paling akurat dan mendetail yang Anda miliki. Ini termasuk memberikan lokasi kecelakaan dengan tepat, seperti alamat jalan, penanda jalan, atau peta lokasi jika tersedia. Juga, sebutkan jumlah korban dan kondisi mereka jika mungkin.
3. Evaluasi Kondisi Korban
Periksa korban dengan hati-hati. Pastikan mereka sadar atau tidak. Jika korban tidak sadar, periksa pernapasan dengan mendekatkan telinga Anda ke mulut dan hidung mereka. Juga, periksa denyut nadi pada leher (pulsa karotis) selama 10 detik. Jika korban tidak bernapas dan tidak ada denyut nadi, lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) jika Anda telah terlatih.
- Jika korban sadar dan bernapas normal, berikan bantuan psikologis dengan memberikan dukungan emosional dan mengamankan area sekitar korban.
- Jika korban tidak sadar tetapi bernapas, pastikan dia dalam posisi pemulihan dan tunggu bantuan medis.
- Jika korban tidak sadar dan tidak bernapas, mulailah melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) jika Anda telah terlatih. Ini melibatkan kombinasi kompresi dada dan bantuan pernapasan untuk mencoba menghidupkan kembali sirkulasi darah dan oksigenasi tubuh korban.
Evaluasi kondisi korban adalah langkah kunci untuk menentukan prioritas pertolongan dan jenis tindakan selanjutnya yang perlu diambil. Ini akan membantu Anda memfokuskan upaya Anda pada korban yang membutuhkan pertolongan paling mendesak dan memberikan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi mereka. Ingatlah untuk tetap tenang dan berhati-hati saat melakukan evaluasi, dan tindak sesuai dengan hasil yang Anda amati.
4. Hentikan Pendarahan
Segera setelah Anda mendekati korban dan mengevaluasi kondisinya, perhatikan apakah ada tanda-tanda pendarahan. Pendarahan bisa menjadi pendarahan terbuka, yang berarti darah keluar dari luka, atau pendarahan internal, yang tidak terlihat tetapi mungkin mengindikasikan tanda seperti perut yang membesar atau memar yang luas. Identifikasi sumber pendarahan dan seberapa parahnya. Bisa berupa luka tusuk, luka potong, luka memar, atau luka bakar yang berdarah. Pastikan Anda mengetahui dengan jelas dari mana darah keluar. Jika Anda menemukan luka terbuka yang berdarah, cobalah menghentikannya dengan menekan lembut menggunakan kain bersih, perban steril, atau bahkan tangan Anda jika tidak ada yang lain. Penekanan harus dilakukan dengan lembut agar tidak merusak jaringan lebih lanjut. Jangan pernah menggunakan bahan yang kotor atau tidak steril, karena dapat menyebabkan infeksi.
5. Imobilisasi Cedera Leher dan Tulang Belakang
Jika Anda mencurigai adanya cedera leher atau tulang belakang, hindari menggerakkan korban kecuali dalam situasi yang benar-benar darurat. Gunakan alat penyangga yang tepat, seperti papan tulang belakang, jika tersedia. Imobilisasi dan dukungan yang tepat dapat mencegah cedera lebih lanjut. Jika Anda tidak memiliki alat penyangga, Anda dapat melakukan imobilisasi manual. Mintalah bantuan dari orang lain jika memungkinkan. Cobalah mendukung kepala dan leher korban dengan tangan Anda untuk mencegah gerakan yang tidak diinginkan. Pastikan untuk tidak menekan atau memutar kepala korban. Penting untuk diingat bahwa jika Anda mencurigai cedera leher atau tulang belakang, hindari menggerakkan korban kecuali dalam situasi yang benar-benar darurat, seperti untuk menghindari bahaya tambahan seperti kebakaran. Pergerakan yang tidak hati-hati dapat memperparah cedera
6. Berikan Pertolongan Psikologis:
Kecelakaan dapat menyebabkan stres berat pada korban dan saksi. Cobalah memberikan dukungan emosional dengan berbicara dengan tenang dan menghibur korban. Bicarakan situasi dengan jelas, dan berikan mereka rasa aman. Ketika Anda berinteraksi dengan korban, luangkan waktu untuk menjalin kontak emosional. Cobalah untuk memahami situasi mereka dan tunjukkan empati serta simpati. Katakan sesuatu yang menenangkan seperti, “Anda tidak sendirian, kami ada di sini untuk membantu.” Berbicaralah dengan suara yang tenang dan menenangkan. Hindari mengungkapkan kepanikan atau kecemasan Anda sendiri, karena ini bisa memperburuk keadaan korban. Jelaskan kepada mereka bahwa bantuan medis sudah dalam perjalanan.
Baca Juga: 5 Manfaat Mandi Air Hangat di Malam Hari, Nomor 2 Sangat Berguna!
7. Tunggu Bantuan Medis
Setelah memberikan pertolongan pertama dan pertolongan psikologis pada kecelakaan, selanjutnya yang diperlukan, pastikan korban dalam keadaan stabil sebisa mungkin. Jika Anda telah menghentikan pendarahan, melakukan imobilisasi, atau memberikan RJP (Resusitasi Jantung Paru), pastikan bahwa tindakan-tindakan ini tetap efektif dan korban tetap dalam kondisi stabil. Setelah petugas medis tiba, berikan bantuan yang mereka butuhkan. Ini bisa berarti membantu memindahkan korban ke ambulans atau memberikan informasi tambahan tentang kejadian. Ketika petugas medis tiba, berikan informasi yang relevan tentang kondisi korban dan tindakan pertolongan pertama yang telah Anda lakukan. Ini akan membantu petugas medis dalam merespons situasi dengan lebih baik dan memutuskan perawatan lebih lanjut. Buat catatan tentang kejadian, tindakan pertolongan pertama yang telah Anda lakukan, dan detail-detail penting lainnya yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan laporan polisi atau klaim asuransi.
Ingatlah bahwa tindakan pertolongan pertama adalah langkah pertama yang sangat penting dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi cedera dalam situasi kecelakaan. Namun, sangat penting untuk selalu melakukan tindakan pertolongan pertama dengan hati-hati dan sesuai dengan tingkat pelatihan Anda. Jika Anda tidak memiliki pelatihan khusus dalam pertolongan pertama, usahakan untuk tidak memperburuk kondisi korban. Prioritaskan panggilan bantuan medis secepat mungkin, karena bantuan profesional adalah kunci untuk memberikan perawatan yang tepat dan menyelamatkan nyawa korban kecelakaan. Dalam situasi darurat, setiap detik sangat berharga, dan tindakan yang tepat dapat membuat perbedaan besar.
Sumber
- American Red Cross. (2019). “First Aid/CPR/AED Participant’s Manual.” American Red Cross.
- National Safety Council. (2016). “First Aid Quick Guide.” National Safety Council.
- Pusat Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2018). “Buku Saku Pertolongan Pertama.”